Algoritma media sosial saat ini telah berkembang menjadi instrumen hegemoni digital yang memainkan peran penting dalam membentuk perilaku, preferensi, dan pengalaman pengguna di ruang online. Salah satu kelompok yang terdampak secara signifikan adalah beauty influencer, yang sangat bergantung pada visibilitas konten dan interaksi audiens untuk membangun eksistensi dan otoritas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara mendalam pengalaman Syabina Dhiyahaura Nadhiera (@nadhieraa), seorang beauty influencer di Instagram, dalam menghadapi perubahan algoritma platform tersebut. Menggunakan pendekatan kualitatif, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi terhadap akun media sosial, serta studi pustaka terkait. Hasil penelitian mengungkapkan lima aspek utama yang muncul dari dinamika ini, yaitu: dominasi ideologi dalam distribusi konten, strategi adaptasi kreatif yang dilakukan influencer, bentuk-bentuk resistensi terhadap algoritma, pengaruh interaksi audiens terhadap performa konten, serta konsekuensi sosial dari praktik digital tersebut. Temuan ini menunjukkan bahwa algoritma tidak bersifat netral, melainkan sarat akan kepentingan tertentu yang turut menentukan standar estetika dan perilaku konsumsi pengguna. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam memahami bagaimana kekuasaan bekerja dalam ekosistem digital serta membuka ruang diskusi tentang potensi resistensi terhadap hegemoni algoritmik.

Kata Kunci: Algoritma Instagram, Beauty Influencer, Teori Hegemoni, Fenomenologi